
Sebenernya hari ini niatnya ngejar sunrise,, berhubung si partner jalan jalan masih di alam abstrak dan terlihat menikmati masa masanya di sana, ga tega ngebangunin.
Jadi berangkat abis sarapan aja..
Ini nih perangkat tempur si kawan saya yang potograper beneran.
Nikon D300, Nikon D50, dengan lensa 70-200; 24-70; 10-22; dan sebiji fish eye. Kebayang beratnya kaya apa. Jadi sebenernya propesi potograper itu membutuhkan fisik yang kuat di dalam jiwa yang sehat!. (saya bukan potograper, saya turis).

Berhubung kita adalah backpacker (karena membawa backpack) yang awam tentang daerah ini maka terlebih dahulu kita ke tourism center. Disana tanya tanya tentang rencana kita untuk island hoping pake boat kecil.
Tidak lupa saya poto poto dulu si wira coklat maticnyah.
Ternyata tuh island hoping berangkat jam 14:30, berhubung masih jam 11:30 kita males nunggu disitu. Tercetuslah ide briliant nan bijaksana, poto ama buaya (rencana awal ke langkawi). Kita lihat peta, ternyata kandang buaya terletak nun jauh di ujung barat, sementara kita berada di ujung timur pulau.
Dengan membulatkan tekad dan mengeluarkan skill menyetir laksana supir angkot di bandung, maka kita menuju kandang buaya dengan kecepatan yang lebih cepat dari buaya berlari.

Naahh inilah tiket masuk ke tempat si buaya, harga masuknya sekitar RM10, eh bukan sekitar deng, udah pas ini 10, tertera di tiketnya.
Oh ya disebelah kanannya itu dikasih kalendar dengan ilustrasi si buayanya. Saya peringatkan jangan tertipu dengan ilustrasinya, sama sekali jauuuhhh lebih menyeramkan, heran kenapa mereka memasang muka yang lucu dan menggemaskan itu.

Naaaaahhh inilah yang muka aslinyaa. Jauh kan dari gambar yang tadi.

Setelah dari buaya kita berusaha memacu gas karena mengejar perahu.
Inilah poto sang supir berbaju kuning sedang konsentrasi penuh karena akan dipoto.

Akhirnya dapetlah kita perahu pada saat saat terakhir. Berbarengan dengan 2 keluarga, kita berbagi perahu bersama.
Memecah ombak, menantang matahari, dan memoto pulau.

Nih setelan harus tetep safety, biar ga dapet stopcard karena ga HSE.. (takut kena peringatan :p)

Inilah para anggota boat ceria ini. Yang seperti tukang beca itu adalah potograper yang bawa banyak lensa itu. Dibelakang adalah keluarga ceria bersama putra putrinya. HSE banget kan kita..

Nyampe pulau pertama langsung lah kita membuat poto poto iseng. Duh sapa tuh pake baju kuning topi coklat? Tiga kata buat lu,, kuaciaann deh lu.. Hahahahaha...
Eh sebentar, itu kan poto saya,, gubrak... Kuasiaaann deh saya... Hihihihi,,

Di pulau ini ternyata ada hiburan yang cukup familiar di pantai pantai. Parasailing, banana boat, dan topeng monyet (banyak monyet, tapi ga bertopeng kata ibu ibu penjual warung yang ternyata adalah orang madura, ditunggu buka warung satenya ya bu)

Setelah sejam kita beranjak kembali menuju lautan tapi bukan samudra.
Ini si kepala keluarga ceria 1 mau naek perahu.

Perjalanan berlanjut kembali, kita dibawa ke daerah elang (bukan nama terminal di Bandung).
Setelah ditebar ikan, elang elang itu berkumpul dan menukik tajam kebawah pada saat mengambil ikan itu, atraksi ini disebut eagle feeding.

Abis ngasih ikan untuk dimakan elang, kini giliran ikan ikan yang kita kasih makan (tapi bukan kita beri elang untuk dimakan ikan, sebagai tindakan balas dendam. Lagi pula si ikan bukan ikan yang pendendam).

Di tempat ikan itu, kita melihat juga seekor hiu macan tutul. Beruntung hiunya cuma satu, karena jika dia membawa dua temannya, maka atraksinya akan diberi nama trio macan tutul (hiu ini tidak ada hubungannya dengan trio macan yang terkenal di pantura)

Setelah itu kita melewati daerah yang disebut dayang bunting, karena batu gamping yang menyusun gugusan pulau ini jika dilihat dari jauh seperti seorang wanita yang sedang mengandung (gunakan imajinasi anda). Berhubung dulu belum ada suster, maka daerah ini ga disebut suster mengandung. Dan jika ini terdengar oleh punjabi brothers, mungkin akan dijadikan sinetron. Dayang Bunting 1-7. Atau mungkin jika seorang sutradara film lepas terilhami maka akan ditambah embel embel "hantu" untuk jadi film layar lebar: "Hantu Dayang Bunting".
(kebayang ada dayang segede ini, yang membuat bunting segede apa ya itunya,, kepalanya maksudnya, eh idungnya deh,, untuk menghindari interpresasi yang sesat)

Perjalanan berlanjut kembali menuju pulau terakhir, dimana terdapat geopark dan danau aer tawar di tengah pulau.
Dan disini lah, para pemeran utama dalam atraksi topeng monyet bebas berkeliaran. Setelah mereka cukup umur dan mengikuti training ketat, mereka akan dikirim ke Jakarta untuk mengadu nasib di Ibukota Indonesia (karena blom nemu atraksi topeng monyet di KL).

Akhirnyaaa setelah bermenclok menclok dari pulau ke pulau, kita kembali ke pulau utama.
Tujuan pertama adalah warung makan, emangnya cuma elang dan ikan yang butuh makan. Kita pun ga mau kalah, kita akan memberi makan pada kami. Judulnya "potograper feeding".
Ayo dong pose dulu,,, gimana makaannnyaa??
"mantap gan" (sambil mengacungkan jempol)

Setelah makan kita kita balik ke hotel, dan pas banget karena sunset sudah dimulai.
Yaaa pasang posisi di jendela, satu dua...
Inilah poto sunset dari jendela kamar..
Sekian dulu ah hari ini, cape,, mau berendem di bathtub dulu,,
Besok pagi harus dapet sunrise, karena udah dapet poto buayanya.
No comments:
Post a Comment